Lukisan “Keheningan Batin” di kamar kerjaku – dari momen bermakna pertama kali aku menyentuh hakikat diri - mencerminkan Kasih yang Tulus dari Hidup Relasionalku Saat Ini


Momen Bermakna hidup dalam lukisan yang kubuat pada sesi PRH "Hidup relasionalku saat ini" 17 tahun yang lalu. Itu pertama kali aku sungguh-sungguh mengalami hakikat diriku. Aku dapat bertumpu - grounded in my being - untuk membuat lukisan yang kusebut "Keheningan batin" ini, yang kumulai dengan melukis putih di atas putih - polos, bersih, tulus.

Aku merasakan bagaimana hidup relasionalku saat itu menguatkanku - dari relasiku dengan suamiku dan kasih yang tulus yang mempersatukan kami, lanjut ke relasiku dengan anak-anakku yang membuka diriku untuk mengalirkan kasih yang tulus ini kepada mereka.

Aku merasakan suatu ruang yang luas di dalam batinku yang terbuka lebar. Rasanya lega, tenang, gembira, puas. I feel at home. At home in me.

Ada sesuatu kekuatan, kehidupan yang mengalir, life that flows to me and through me. Aku menyebutnya kasih yang tulus. Di ruang ini, aku terbuka untuk menerima kasih yang tulus. Di ruang ini, aku terbuka untuk mengalirkan kasih yang tulus. Rasanya jernih, segar, dan bersih, mengalir seperti air yang kuteguk mengatasi dahaga dan membasuh tubuhku. Rasanya ringan, polos, apa adanya. Rasanya sederhana. Rasanya alami, naturally me. Inilah aku. Rasanya melebihi aku, aku cukup mengalirkannya dari sumber yang melebihi aku.


Theresia Citraningtyas